Bab 1353
Bab 1353
Bab 1353 Maksud hati seorang gadis
Secara refleks Sarah langsung terkejut.
Apalagi, kecantikan yang dia miliki itu sudah setara dengan seorang aktris ternama.
Kemana pun dia pergi, biasanya dia pasti akan dielu–clukan oleh banyak orang.
Sedangkan Reva hanya sendirian saja di ruangan ini sekarang jadi secara logis seharusnya ini adalah kesempatan untuk Reva.
Tetapi apa yang dimaksud oleh Reva dengan ucapannya ini?
Mengapa maksudnya itu seolah Sarah tidak seharusnya berada di sini?
Karakter Sarah juga relatif keras kepala. Tadinya dia berencana untuk pergi dari sini setelah mengucapkan terima kasih kepadanya.
Tetapi saat mendengar ucapan Reva ini langsung membuat dia kesal: “Kenapa aku tidak bisa berada di sini?”
Tadinya Reva hanya mengatakan hal itu dengan asal saja namun tak disangka ucapannya malah membuat Sarah marah.
itu
Dia menggaruk – garuk kepalanya kemudian berkata, “Bukan itu maksudku, aku… maksudku ini adalah ruangan pribadiku….”
Sarah menjadi lebih kesal lagi: “Memangnya kenapa dengan kamar pribadimu?”
“Aku juga tidak minum anggur ataupun makanan makananmu. Memangnya aku tidak boleh duduk duduk di sini saja?”
Reva menjadi bingung. Dia tidak mengerti mengapa gadis ini tiba–tiba menjadi marah?
Akhirnya Reva tidak mengatakan apa – apa lagi agar tidak terjadi konflik lagi dengan Sarah.
Tadinya Sarah benar – benar berencana untuk pergi namun semakin dipikir dia merasa semakin marah sehingga akhirnya dia hanya duduk saja di sini dan tidak mau pergi lagi sekarang. NôvelDrama.Org: owner of this content.
Mereka berdua terus saling menatap dan tak satu pun
dari mereka yang
berbicara.
Dan keheningan di ruangan itu baru terpecahkan ketika Angga masuk ke ruangan itu dengan
terburu–buru.
Angga memegang kartu banknya sambil menatap Reva dengan gemetaran, “Tuan Lee, ini… ini 500 jutanya…
Reva mengambil kartu bank tersebut dan menatap ekspresi sedih Angga sambil menaikkan sedikit sudut mulutnya.
Dia menatap Sarah. Sebenarnya dia berencana untuk membuat Sarah pergi agar bisa berbicara dengan Angga tentang sesuatu yang pribadi.
Namun saat teringat dengan kemarahan Sarah barusan membuat Reva tidak punya pilihan lain. selain menyerah.
“Bos Angga, mari kita mengobrol di ruangan lain?”
Ujar Reva sambil tertawa.
Angga tidak mungkin berani menolaknya. Dia langsung menganggukkan kepalanya.
Reva bangkit berdiri lalu berjalan ke luar pintu, sementara Sarah yang masih berdiri di belakang tidak bisa menahan amarahnya.
Dia belum pernah bertemu dengan pria yang berani memperlakukannya dengan cara seperti ini?
Sementara itu Angga yang lebih cerdas dan sedang mengikuti Reva itu, saat berjalan hingga ke pintu tiba–tiba menoleh dan berkata, “Ayo, naik ke atas dan siapkan ruang VIP yang mewah untuk nona Sarah.”
“Nona Sarah, aku benar–benar minta maaf karena telah membuatmu ketakutan malam ini.”
“Bagaimana kalau kau istirahat di atas dulu?”
Sarah yang sedang marah ingin menolaknya, namun setelah dia pikirkan kembali, kamar yang ditempatinya itu diatur oleh si manajer bancinya.
Sedangkan dia sudah memutuskan kontrak dengan manajernya jadi dia sudah pasti tidak bisa kembali ke kamar itu lagi malam ini.
Dan bahkan tadi saat keluar pun dia tidak membawa kartu identitasnya, dengan begitu bukankah dia harus tinggal di jalanan malam ini?
Dan pada akhirnya dia hanya bisa menggertakkan giginya dan menyetujui ucapannya. Kemudian dia naik ke atas untuk beristirahat.
Reva tidak memedulikan hal–hal ini, dan dia bahkan sama sekali tidak peduli dengan Sarah.
Baginya, apa yang terjadi pada Sarah malam ini hanyalah sebuah kebetulan saja.
Menurut Revá, sekarang yang paling penting itu adalah Angga!
Reva mengajak Angga ke sebuah ruangan kosong dan menyuruh semua orang– orang lainnya itu
untuk mundur.
Dia menatap Angga dengan sambil tersenyum, “Bos Angga, kau pasti merasa sangat sakit karena harus mengeluarkan uang sebanyak itu, kan?”
Sebenarnya semua uang ini adalah isi seluruh tabungan Angga selama bertahun tahun.
Angga sudah merasa sakit sekali namun tetap saja dengan tergesa–gesa dia berkata, “Aku tidak merasa sakit, tidak merasa sakit.”
“Tuan Lee, ini… ini adalah hukuman yang sudah sepantasnya aku terima.”
Dengan santai Reva melemparkan kartu banknya itu ke atas meja lalu dia berkata dengan lembut. “Aku bisa mengembalikan uang ini kepadamu.”
“Tetapi, bos Angga, aku harap kau bisa membantu aku dalam melakukan sesuatu!”
Secara refleks Angga langsung terkejut lalu dia menatap Reva dengan mata yang terbelalak lebar, “Tuan Lee, merupakan suatu kehormatan bagiku jika aku bisa
melakukan sesuatu untukmu!”
“Aku pasti tidak akan menolak perintah apapun darimu!”
Reva menggelengkan kepalanya, “Bos Angga, kau tidak terlalu mengerti maksudku.”
“Hal yang aku ingin kau lakukan untukku itu tidak semudah yang kau pikirkan!”
“Aku ingin kau membantuku mengawasi kesepuluh keluarga terpandang itu dan jika perlu, kau bahkan bisa ikut membantuku dalam menaklukkan kesepuluh keluarga terpandang tersebut!”