Menantu Dewa Obat

Bab 1351



Bab 1351

Bab 1351 Kau tidak bisa menyinggung kedua orang ini

Reva memegang gelas anggurnya dan tidak memedulikannya.

Di antara mereka semua, hanya kepala keluarga dali keluarga Darwis yang memiliki hubungan baik dengan bos Angga karena ada banyak hubungan kerjasama di antara mereka berdua.

Lalu dia segera mencengkeram leher bos Angga sambil berjalan keluar kemudian langsung membawanya ke dalam ruangan.

“Tuan Lee sudah menyuruhmu keluar, apa kau tidak dengar?”

“Berlutut di sini!”

Kepala keluarga Darwis langsung membentaknya dengan marah.

Kepala keluarga Darwis adalah orang yang pintar dan dia juga menuruti ucapan Reva.

Kalau bos Angga terus saja bersikap acuh terhadap masalah ini, bisa jadi nantinya masalah ini malah akan sulit untuk diselesaikan.

Bos Angga berlutut di lantai dengan seluruh tubuhnya yang gemetaran.

Dia menghampiri kepala keluarga Darwis dan bertanya dengan suara rendah, “Kak Bennard, si… siapa orang hebat ini?”

“Katakan padaku, mes… meski aku mati pun juga aku harus mati dengan jelas, kan?”

Kepala keluarga Darwis (Bennard Darwis) memelototinya, “Orang hebat?”

“Aku kasih tahu ya, dia adalah tuan Reva Lee dari kota Carson.”

“Dia adalah penerusnya tuan Austin King dan sekarang semua orang di seluruh provinsi itu termasuk dengan sepuluh keluarga terpandang kita sangat menghormati tuan Lee!”

Bola mata Angga membelalak dengan lebar seolah udah mau meloncat keluar saja. Dia menatap Reva dengan kaget dan ekspresi di wajahnya tampak luar biasa sekali.

Siapa yang akan terpikir bahwa seorang pemuda yang tampaknya biasa–biasa saja ini ternyata memiliki identitas yang sehebat itu?

Pantas saja semua kepala keluarga dari sepuluh keluarga terpandang itu datang ke sini semua secara pribadi dan memperlakukannya dengan sangat hormat!

Seorang master terhormat dari kota Carson!

Seberapa kuat dan hebatnya dia hingga bisa menekan kesepuluh keluarga terpandang itu?

Angga menjadi sangat menyesal sekali sekarang.

Biarpun ada seratus Angga Darmanto di sini, mereka tidak akan mampu melawan dan menyentuh seujung jari pun dari pria hebat ini!

Mengapa dirinya bisa sampai menyinggung orang sehebat itu?

Reva menatapnya dengan setengah tersenyum. “Bos Angga, barusan nona Sarah menawarkan 30 juta dolar untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi kau tidak setuju.”

“Sekarang, menurutmu berapa banyak uang yang harus dikeluarkan untuk menebus nyawa kita?”

Angga yang sudah ketakutan sekali langsung berkata dengan cepat: “Tuan Lee, kau jangan bercanda denganku. Barusan aku benar–benar sudah buta hingga berani – beraninya melawanmu.”

“Begini saja, biar aku saja yang membayar 300 juta dolar kepadamu dan kau… kau ampuni nyawaku ini…”

Reva berkata dengan pelan, “Tiga ratus juta?”

“Bos Angga, seorang pria terpandang seperti kau, seorang bos besar di provinsi Yama yang bahkan sepuluh keluarga terpandang pun masih harus menghormatimu.” This content belongs to Nô/velDra/ma.Org .

“Kau bilang nyawamu hanya bernilai 300 juta?”

Angga menangis dan berkata, “Bro, bi… biasanya aku hanya menyombongkan diri saja di luar

sana.”

“Aku hanya orang biasa.”

“Bagaimana… bagaimana kalau 500 juta? 500 juta, Bagaimana?”

Reva memegang gelas anggurnya dan hanya tersenyum kecil saja tanpa mengatakan apa–apa.

Sang pangeran yang ada di sebelahnya langsung berdiri dan menendang wajah Angga: “Sial, apa kau kira kita kekurangan uang?”

“Biar aku beritahu, kalau kau masih ingin mempertahankan nyawamu, keluarkan 3 milyar ditambah dengan tangan kananmu!”

Air muka Angga langsung berubah. Tiga milyar? Dia harus mengambil darimana uang sebanyak itu? Apalagi, dia juga masih harus memberikan tangan kanannya. Bukankah ini benar–benar syaral yang sangat menyulitkannya?

“Tuan Lee, aku… aku benar–benar tidak mampu mengeluarkan uang sebanyak itu.”

“Tuan Lee, tolong jangan pedulikan sikapku tadi in. Tolong ampuni aku sekali saja; oke?”

4

Angga memohon dengan gemetaran.

Sang pangeran menjadi kesal: “Persetan, kau sedang memohon kepada siapa?”

“Ini adalah syarat dariku. Apa maksudmu dengan memohon kepadanya?”

“Kau meremehkanku?”

Angga melirik sang pangeran dengan sedikit rasa kesal karena dia tidak kenal dengan pangeran jadi dia mengira sang pangeran yang berdiri di sebelah Reva hanya sedang memamerkan kekuatannya saja.

Kalau bukan karena Reva, dia pasti sudah menghajarnya sejak tadi.

Pada saat ini, kepala keluarga Darwis buru–buru menghampiri dan berjalan ke sisi Angga kemudian berkata dengan suara kecil: “Dia adalah putra mahkota dari kota Amethyst.”

“Kau tidak bisa menyinggungnya!”

Angga seolah baru saja tersambar petir. Seluruh tubuhnya langsung membeku.

Pangeran dari kota Amethyst! Keempat kata ini terlalu menakutkan!


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.