Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 112



Bab 112 +15 BORHUS

Beberapa hari lalu Harvey sudah menemukan Leo, hanya saja dia belum memberi tahu Selena. Selain ada beberapa hal yang dia harus lakukan, kepergiannya ke luar negeri kali ini juga memiliki sebuah alasan penting lainnya, yaitu membawa Leo kembali,

Selena pasti akan senang melihat Leo,

Begitu menyadari sudut bibirnya terangkat, Harvey segera menghilangkan pemikiran ini. Memangnya Selena bahagia atau tidak, apa hubungan dengannya?

Harvey mencarikan Leo untuknya semata—mata untuk mengendalikan hidup dan matinya, kemudian semakin menyiksanya. Setelah tinggal di luar negeri beberapa hari, Harvey tiba-tiba menerima kabar bahwa Leo menghilang.

Sebelumnya mereka sudah berkomunikasi dengan baik, bahkan laporan patologi Arya sudah dikirimkan, dia juga memberikan masukan yang sangat profesional dan setuju untuk menjadi

ahli bedah utama.

Namun, siapa sangka saat Harvey benar—benar datang menjemputnya, Leo tiba—tiba menghilang tanpa jejak.

“Tuan Harvey, aku merasa ada yang aneh dengan Leo,” ucap Chandra.Belongs © to NôvelDrama.Org.

Raut wajah Harvey kembali seperti biasa, tetapi tatapannya menjadi gelap. “Kita dipermainkan.”

Jelas sekali bahwa Leo sengaja memberi tahu keberadaannya, padahal sebelumnya sudah menyetujui dan Harvey sendiri yang akan menjemputnya. Namun, tetap saja ada yang tidak beres, dia tidak ada kabar dan menghilang, sudah jelas dia sedang mempermainkannya.

“Di dunia ini, hanya dia satu-satunya orang yang bisa menolak Grup Irwin.” Chandra sudah berdoa di dalam hatinya.

Harvey berkata dengan wajah dinginnya, “Sebarkan berita ke web tersembunyi bahwa Keluarga Irwin akan memberikan 200 miliar rupiah pada siapa pun yang mengetahui keberadaan Leo, baik

hidup maupun mati.” “Baik, Tuan Harvey, tapi Nyonya....”

Chandra tahu bahwa Selena dan Harvey saat ini tidak berhubungan baik, Arya adalah jembatan bagi mereka berdua. Kalau Harvey merusak kepercayaan Selena, maka hubungan mereka akan

semakin buruk.”

“Dia... Pulang dulu baru bicarakan lagi.”

+15 BONUS

fieberapa hari tidak bertemu, entah apakah luka di alisnya sudah sembuh atau belum dan apakah meninggalkan bekas? Begitu memikirkan hal ini, Harvey langsung ingin segera menemui Selena

“Suruh dia datang menjemput.”

“Baik, Tuan harvey”

Saat ini, Selena sedang menjaga Arya di rumah sakit.

Alex yang berada di samping menyampaikan maksud Harvey, Selena menahan kebencian di matanya dan menjawab dengan suara yang paling tenang, “Oke.”

Arya dirawat dengan baik oleh perawat, dia hanya berbaring di tempat tidur seperti sedang tidur, hanya saja dia selama ini hidup dengan bantuan obat dan cairan nutrisi, tubuhnya terlihat lebih

kurus dari sebelumnya.

Selena juga melihat tanda—tanda ototnya mengalami atrofi ketika dia membersihkan lengannya, bahkan beberapa helai rambut putih juga muncul di rambutnya.

Ayah selalu menjadi sosok yang paling tinggi di hati anak—anaknya, tetapi suatu hari begitu kamu menyadari tanda—tanda penuaan pada dirinya, hatimu akan penuh dengan perasaan campur aduk.

“Ayah, entah apakah Ayah bisa sadar atau tidak, aku tetap akan membalaskan dendammu!” Dendam ini belum selesai dibalas.

Selena berbicara tanpa henti tentang banyak hal, dia baru mau pergi ketika langit mulai gelap. Tadinya dia ingin pergi ke pos perawat untuk memberikan beberapa instruksi, tetapi seorang perawat kecil tiba—tiba memanggilnya.

“Nona Selena, aku ingat saat itu Anda datang untuk memeriksa daftar kunjungan Tuan Arya saat serangan jantungnya. Saat itu aku sangat sibuk dan lupa memberi tahu Anda bahwa ada seseorang yang pergi ke kamar Tuan Arya. Saat aku mengejarnya untuk memintanya mendaftar, tetapi dia pergi dengan terburu—buru.”

Selena tiba—tiba mengangkat kepalanya, “Bagaimana penampilan orang itu?”

“Dia seorang pria, tinggi besar, tingginya sekitar 185 cm, mengenakan topi, wajahnya tidak terlihat jelas, dia pergi melalui jalur keamanan dan tidak ada kamera pengawas di sana.”

Selena menunjuk ke arah Alex yang sedang merokok di area merokok yang tidak jauh dari sana Apakah tubuhnya mirip dengannya?”

Perawat mengangguk.

Sudah jelas, kalau bukan Alex, maka itu Chandra.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.